Fakta yang terjadi adalah budaya kerja di lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung kurang berjalan, terlihat dari sikap pegawai yang kurang
agresif dalam pencapaian tujuan organisasi, enggan menunjukkan performa
terbaiknya dalam berkontribusi pada instansi. Persoalan lainnya  terkait dengan pengembangan sumber daya manusia  masih belum maksimal. Hal ini terindikasi dari kegiatan pelatihan   masih minim baik dari sisi  jumlah pelatihan teknis maupun kepesertaan  pegawai. Melihat dan mencermati permasalahan budaya kerja dan pengembangan sumber daya manusia seperti yang telah diuraikan di atas, maka patut diduga bahwa akumulasi permasalahan tersebut turut menyebabkan lemahnya kinerja pegawai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya kerja  dan pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh budaya kerja dan pengembangan sumber daya manusia baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja pegawai. Sampel pada penelitian ini berjumlah 54 orang pegawai. Teknik pengumpulan data meliputi kegiatan observasi, dokumentasi dan angket. Metode analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bantuan alat statistik SPSS versi 21.0 meliputi perhitungan uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi linier sederhana dan berganda, uji t, uji F dan uji koefisien determinasi.
      Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa budaya kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dengan kontribusi sebesar 56,2%. Pengembangan sumber daya manusia berpengaruh positif  terhadap kinerja dengan kontribusi sebesar 50,4%. Pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa budaya kerja  dan pengembangan sumber daya manusia secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja dengan kontribusi sebesar 62,3%, sedangkan sisanya sebesar 37,7% merupakan variasi variabel lain di luar penelitian ini. 

Kata Kunci: budaya kerja, pengembangan sumber daya manusia, kinerja pegawai