Pembangunan saluran irigasi untuk menunjang penyediaan bahan pangan nasional sangat diperlukan, sehingga ketersediaan air di lahan akan terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan cara efektif dan ekonomis. Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten lumbung beras di Propinsi Lampung, dari data BPS (2006) di Kabupaten Lampung Tengah terdapat
54.875,75 hektar sawah. Salah satu daerah irigasi di kabupaten ini yaitu Daerah Irigasi Bekri, yang melayani luas fungsional sekitar 4800 hektar sawah dengan luas potensi rencana 6500 hektar sawah. Jaringan irigasi Bekri ini merupakan pemanfaatan lebih lanjut dari Waduk Batutegi yang dibangun di hulu Way Sekampung dan mulai pada tahun 2002 dengan kapasitas tampungan 690 juta meter kubik dan menelan biaya dana Rp. 732 milyar (Dinas PU, 2007). Berfungsinya Irigasi Bekri dengan investasi yang sangat besar ini diharapkan mampu memicu produksi beras untuk kebutuhan Kabupaten Lampung Tengah serta pengembangan di sektor lain yang berkaitan dengan sektor ini. Dalam rangka menunjang kegiatan pengembangan kegiatan sektor pertanian khususnya tanaman panganserta memberikan landasan yang kuat dalam pengembangan industri, maka diperlukan kajian lebih lanjut tentang revitalitalisasi kinerja Irigasi Bekri sehingga pemanfaatan jaringan irigasi ini dapat dilaksanakan dengan optimal.
Kajian kinerja jaringan irigasi Bekri ini dibatasi pada kajian kinerja bangunan pintu air pada saluran sekunder BBK 7 untuk memberikan gambaran secara khusus dan terarah terhadap bahasan kajian. Kajian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan analisa serta dampak
analisis ekonomi kinerja jaringan Irigasi Bekri Kabupaten Lampung Tengah. Hasil kajian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kondisi Daerah Irigasi Bekri dan permasalahannya, memberikan gambaran kinerja jaringan irigasi melalui evaluasi kinerja pintu air pada salah satu saluran sekunder Daerah Irgasi Bekri serta memberikan kontribusi kepada pihak pemerintah dengan cara transfer ilmu dan teknologi peningkatan kinerja daerah irigasi.
Penelitian ini ilakukan menggunakan metode survey dan pengukuran debit air secara simulasi per 5 cm, ini dimaksudkan untuk memperoleh akurasi data yang tinggi sehingga dalam plotting ke kurva, regresi yang dihasilkan juga baik. Pengukuran debit menggunakan alat pengukur kecepatan aliran (current meter). Pengukuran kecepatan aliran dilakukan di pintu air BBK 6 saluran sekunder Daerah Irigasi Bekri. Dalam kajian ini pintu tengah saluran sekunder BBK 6 mengalami kerusakan sehingga nilai debit setiap simulasi bukaan pintu akan dikurangkan dengan debit pada bagian pintu yang rusak.
Berdasarkan dari hasil kajian dan analisis data diperoleh selisih perhitungan debit hasil pengukuran maksimum terjadi pada kondisi pintu air dibuka setinggi 15 cm dengan selisih nilai
0,041 m3/detik. Hasil perhitungan perkiraan dampak analisis ekonomi terhadap selisih debit yang terjadi pada pintu air saluran sekunder BBK 7 tersebut menimbulkan kerugian Rp.
830.250.000,00 (delapan ratus tiga puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Hasil perhitungan tersebut hanya berlaku untuk pintu air sekunder BBK 7 Daerah Irigasi Bekri. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis dapat disarankan perlu diadakan kajian dan penelitian lanjut tentang kinerja pada pintu - pintu air di saluran primer dan diadakan analisis lanjut mengenai kinerja jaringan irigasi dari faktor kapasitas dan daya dukung daerah irigasi bekri terhadap faktor produksi pertanian di Kabupaten Lampung Tengah. Selanjutnya diperlukan kajian terkait dengan operasi dan pemeliharaan pada jaringan irigasi melalui
perhitungan AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan).