ABSTRAK
PENGARUH KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA (WORK-LIFE BALANCE) DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA BAGIAN BARAT
Oleh
Irsan
Keseimbangan kehidupan kerja atau work-life balance telah menjadi isu penting dalam manajemen sumber daya manusia, terutama di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Barat, di mana beban kerja yang tinggi dan tuntutan pencapaian target sering kali mengganggu kehidupan pribadi pegawai. Meskipun disiplin kerja yang baik diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi, penerapannya yang terlalu ketat tanpa mempertimbangkan keseimbangan kehidupan kerja dapat menyebabkan stres dan burnout. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta mempertahankan disiplin kerja yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keseimbangan kehidupan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, dengan harapan memberikan wawasan bagi peningkatan kinerja organisasi.
Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Barat untuk mengkaji pengaruh Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance) dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan melibatkan
47 responden dari 89 pegawai, penelitian ini bertujuan untuk menyajikan data yang sistematis dan faktual mengenai hubungan antara variabel bebas, yaitu Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Disiplin Kerja, serta variabel terikat, yaitu Kinerja Pegawai. Penelitian ini akan berlangsung dari Mei hingga Juli 2024.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, ditemukan bahwa Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance) berpengaruh sebesar 43,5% terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Barat, sementara Disiplin Kerja berkontribusi sebesar 41,3%. Selain itu, keduanya secara simultan mempengaruhi Kinerja Pegawai sebesar
43,9%. Temuan ini menunjukkan pentingnya kedua faktor dalam meningkatkan kinerja pegawai di instansi tersebut.