Training leadership (latihan dasar kepemimpinan) yang berfungsi untuk melatih pengembangan diri karyawan dan memberikan dorongan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan lebih optimal. Selain itu, fungsi pelatihan ini juga dapat digunakan untuk memfasilitasi bagaimana karyawan  melakukan perbaikan terhadap operasional perusahaan. Tujuan pelatihan yakni agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja, serta cara mengatasinya. Training leadership dilakukan oleh perusahaan untuk membentuk kerja sama atar setiap bagian agar mampu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian survey dan pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner (angket) yang berupa pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi, dengan menggunakan bantuan alat berupa SPSS versi 18.

Berdasarkan hasil Uji Koefisien Determinasi (R2), dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,334 atau 33%. Nilai ini menunjukan bahwa Disiplin Kerja dapat dijelaskan sebesar 33% dipengaruhi oleh variabel Training Leadership. Hal ini juga didukung hubungan diantara kedua variabel yaitu Training Leadership (variabel X) dengan Disiplin Kerja (variabel Y) yang diuji melalui uji hipotesis. Diketahui variabel Training Leadership secara parsial menunjukan nilai t sebesar 2,648 dengan tingkat signifikan sebesar 0,023. Hal ini berarti thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,648 > 1,79588 dan nilai signifikan sebesar 0,023 < 0,05. Artinya, terdapat hubungan antara variabel Training Leadership terhadap Disiplin Kerja, maka hipotesis Ha diterima..